Part 1 :
Kudengar suara itu, suara langganan yang hampir selalu ada di telingaku setiap pagi. Aku yang masih tertimbun selimut, dengan sekuat tenaga tetap tak menghiraukannya. Tak beberapa lama kemudian suara itu semakin jelas terdengar. Dan, ‘BANGUN!’. Oh Astaga !, itu suara mama. Aku pun lekas buru-buru merapikan tempat tidur. ‘Sepertinya ada yang aneh pagi ini ?!’, batinku. ternyata pagi itu Arta di bangunkan oleh ibunya terlalu pagi, padahal biasanya dia selalu telat bangun dan akhirnya disekolah dia harus mengemis meminta tolong kepada satpam penjaga untuk di bukakan pintu gerbang.
“Namun tak ada salahnya jika aku bangun pagi, mungkin jika aku bangun pagi, aku akan mendapat berbagai kejutan alam”, gumamnya.
Satu jam kemudian Arta tiba di SMA Nusantara. Kak Igo (kakak Arta) yang saat itu tumben sekali mau mengantarnya ke sekolah, setelah Arta susah payah memohon dan mengeluarkan semua jurus-jurus rayuan andalannya. Tapi kalau pikir-pikir itu tidak masalah, daripada dirinya harus naik angkutan umum dengan tukang supir menyebalkan yang sering ngetem tiba-tiba dan tidak memikirkan nasibnya sebagai siswi yang sering terlambat. Apakah dengan acara ngetem, supir itu bisa membantunya menghadapi 1001 petanyaan guru piket yang terkenal disiplin itu gara-gara keterlambatannya.
Arta melihat si satpam penjaga melihatnya dengan tatapan heran. “Bapak heran ya melihat saya datang tidak terlambat”, kata Arta dengan seulas senyum bangga sambil berjalan melewati satpam penjaga yang sedang keheranan.
Pagi itu, Arta berjalan menyusuri koridor samping perpustakaan sekolah. Entah kenapa dia tidak lewat pintu utama, tanpa sadar Arta menuruti langkah kakiknya. Arta melirik sebentar kearah jam tangan merahnya. Lalu Arta mendengus pasrah dan berkata, “Yang benar saja!, ternyata sekarang masih pukul 6 pagi, pantas saja suasana disini masih sangat sepi dan hanya terlihat petugas kebersihan yang sibuk kesana-kesini”.
Dengan rasa kesalnya, Arta tetap berjalan walaupun dengan langkah tak bersemangat. Kemudian Arta mengambil ponselnya didalam tas lalu mengetik beberapa kata untuk menyuruh sahabatnya yang bernama Avin agar segera datang kesekolah.
Tiba-tiba langkah Arta terhenti.
‘Siapa dia?’, Arta berkata dalam hati.
To be continue ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar